Banyak di antara kita yang tidak biasa atau segan untuk menggambarkan keadaan dirinya. Masyarakat yang lebih menghargai "low profile", malu-malu dan tidak menonjolkan diri, sering menyebabkan kita tidak berani dengan jelas memberi "label" tentang siapa kita dengan jelas. Coba kita ingat-ingat, seberapa sering kita menolak mengakui kesuksesasn kita saat dipuji seorang teman karena nilai ulangannya yang paling tinggi di kelas, sering kali berkilah, "Ah, itu mah kebetulan saja nilainya bagus...". kita terkadang lupa, dengan me-label diri kita "apa adanya" dan "biasa saja", kita memang bisa tumbuh menjadi orang yang "biasa" saja. Cara pikir dan sikap ini yang sering membuat individu tidak tumbuh subur sebagai manusia sehat dan penuh spirit untuk memperbaiki diri.
Label sering dibuat oleh orang lain. Namun, bayangkan jika kita sendiri yang membuat lebih banyak label negatif daripada label positif maka nita akan menjadi orang yang pesimis dan tidak percaya diri. Sedangkan jika kita membuat lebih banyak label positif daripada label negatif maka kita akan semakin kuat dan bisa memberikan dampak positif untuk diri kita. Kita harus yakin bahwa kata-kata yang positif yang tertaman di diri kita maka kita akan terdorong untuk menjadi apa yang ditanamkan pada diri kita.
Cara untuk membuat label pada diri kita yang sebenarnya tidaklah sulit. kita hanya perlu mendeskripsikan gambaran apakah yang kita ingin tonjolkan dari diri kita kepada orang lain. Ada beberapa yang bisa kita tampilkan pada orang lain. Selain gambaran fisik yang sulit diubah, kita bisa menggambarka sosial yang jelas mengenai diri sendiri, misalnya "saya suka soal yang berkaitan dengan hitungan atau angka walaupun itu sulit dan saya akan berusaha untuk menyelesaikannya". Sekarang tidak ada alasan lagi memberikan label diri kita yang mengambang, bahkan tidak maju. Banyak sekali label yang positif yang bisa kita pakai pada diri kita yang semakin menantang kita untuk berbuat lebih baik.
SUMBER : KOMPAS, SABTU, 22 MEI 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar